Jumat, 28 Maret 2014

Ini Tentang Saya dan Arsitektur


Latar Belakang

Saya memiliki hobi menggambar sejak kecil. Dengan  menggambar saya dapat menuangkan ide-ide yang kreatif melalui goresan-goresan pensil. Menggambar selalu dapat membuat pikiranku menjadi lebih tenang. Dan ketika aku ditanya “Cita-citamu ingin menjadi apa?”, saya selalu menjawab “Saya ingin menjadi seorang arsitek”. Cita-citaku ingin menjadi arsitek tersebut entah karena saya hobi menggambar, maupun karena hal yang lain saya tidak tahu pastinya. Tetapi ketika ditanya tentang cita-citaku saya selalu menjawab hal yang sama.



Masa Peralihan

Namun cita-citaku untuk menjadi arsitek menghilang seketika saat saya melanjutkan ke SMK yang berjurusan Teknik Mekatronika. Cita-citaku beralih dari yang dulunya ingin menjadi seorang arsitek, berubah menjadi insyinyur dalam bidang permesinan. Sejak saat itu saya merasa telah mengubur dalam semua hal tentang arsitektur.

            Di SMK Teknik Mekatronika saya mempelajari sesuatu tentang mesin dan elektronik, sebab Mekatronika itu sendiri merupakan singkatan dari “Mekanik & Elektronika”. Saya menikmati hari-hariku di sana. Saya belajar mengenai berbagai macam teknologi seperti Mesin Router CNC, Mesin Bubut, Pneumatik yang dikendalikan oleh PLC, rangkaian elektronika, dll. 

Mesin Router CNC
Mesin Bubut


Pneumatik PLC



Rangkaian LED Berjalan



          Penentuan Jalan Hidup

            Setelah lulus SMK saya mencoba mendaftar SNMPTN di UGM Jurusan Teknik Mesin, namun apa yang saya harapkan tak dapat terpenuhi. Begitu pula saat saya mendaftar SBMPTN. Bahkan keinginanku untuk memasuki Universitas papan atas tidak berkurang. Saya memilih ITB Jurusan Teknik Elektronika. Akhirnya hal yang sama terjadi, kegagalan menyelimuti diriku. Mungkin karena kemampuanku kurang memadai, atau karena SMK saya belum memiliki sejarah yang panjang, sehingga kalah dengan SMA/SMK yang lain, bahkan tak dianggap ada.

            Namun saya tidak menyerah begitu saja, masih ada satu jalan yang belum kulalui yang mungkin itu adalah jalan yang terbaik bagi saya. Saya mendaftar Ujian Mandiri di UNNES sebagai pilihan yang mungkin paling rasional. Saya berpikir jurusan apa yang akan saya ambil. Kemudian saya teringat akan cita-cita yang kudambakan sejak kecil, lalu saya memilih Teknik Arsitektur.

            Saya menunggu hasil pengumuman dengan rasa cemas, sebab ini merupakan peluang terakhirku. Saya berkata dalam hati “Jika saya diterima berarti ini merupakan jalan yang terbaik bagiku, tetapi jika tidak, mungkin saya tidak dikehendaki untuk hal ini atau mungkin saya harus mencobanya lagi.” Ketika pengumuman itu tiba, saya sangat bersyukur karena saya diterima.
            


            Kembalinya Jiwa Arsitek

            Dari situlah jiwaku sebagai calon arsitek muncul kembali ke permukaan. Perasaanku terhadap arsitektur tak pernah berubah, bahkan lebih dari yang semula. Bagaikan seorang putri yang memperoleh pemberian yang berharga berupa bunga yang lembut. Getaran pada tubuhku terasa lebih kencang.

            Suatu produk arsitektur haruslah mampu memanusiakan manusia, artinya suatu bangunan harus mampu membuat manusia merasa nyaman, tanpa merusak hakikat suatu alam. Karena pada dasarnya manusia lebih membutuhkan alam untuk hidupnya, daripada alam yang membutuhkan manusia untuk menjaganya. Oleh karena itu seorang arsitek haruslah merancang bangunan yang ramah lingkungan, atau yang sering kita sebut sebagai “Green Architecture”.




Hal-hal yang ada di bumi ini diciptakan untuk saling melengkapi. Sama halnya antara kita dengan alam ini. Oleh karena itu kita harus selalu melestarikan alam yang ada untuk kelangsungan hidup kita dan generasi-generasi mendatang.





                                                                        Salam Arsitektur UNNES 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar